Tentang Keberuntungan (Al-Falaah), HP, dan Pencarian.
Beberapa Minggu terakhir, saya makin tertarik menelusuri tentang beruntung dan keberuntungan. Ini bermula dari beberapa kali ngobrol dengan banyak orang dan teman. Tak sedikit terlontar dari lisan mereka tentang ketidakberuntungan yang dialami. Terlebih saat melihat orang lain yang dianggap (lebih) beruntung.
Tentu saja apa yang terlontar dari mulut mereka bersumber dari apa yang mereka alami dan rasakan. Dan itu sepertinya lebih dekat dengan pola pikir yang terbentuk di diri, hingga menganggap bahwa orang lain lebih beruntung daripada mereka.
Misalnya, teman saya yang cerita bahwa ia selalu gagal dalam usaha. Atau mereka yang ingin punya unit usaha, tapi terbentur modal. Hingga ada yang bilang si A beruntung karena lahir dari keluarga berada, keluarga baik-baik saja sementara dia lahir dari keluarga tak harmonis. Dan cerita-cerita lainnya.
Awalnya saya kira mereka begitu karena kurang bersyukur. Tapi ternyata, tak sesederhana itu. Mereka tegas bilang menyukuri apapun yang ada. Tapi, dalam situasi dan keadaan tertentu, mereka merasa tak beruntung. Sekali lagi, Mereka bukan tidak bersyukur, tapi lebih pada merasa kurang atau belum beruntung. Nah, tak bisa dipungkiri, saya yang manusia biasa pun pernah di titik itu: merasa tidak dan belum beruntung.
Dan selama ini saya terjebak pada doktrin yang bilang: keberuntungan adalah "gift" alias pemberian Tuhan. Dan saya tak bisa mengganggu gugatnya. Hingga suatu malam saat asik ngopi sendiri di pinggir jalan, di tempat saya biasa saya datangi saat ingin sendiri, tiba-tiba seperti ada bisikan tentang keberuntungan.
Bisikan itu bunyinya kira-kira seperti ini: apa betul keberuntungan itu mutlak "gift" dari Tuhan? Apakah saya tidak bisa mengubah diri saya menjadi orang yang beruntung? Bukankah ada ayat familiar yang isinya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (seseorang) sampai mereka (atau dia) mengubah keadaannya sendiri?
Nah, dari situlah saya mulai iseng mencari tahu apa, bagaimana, kenapa, sebenarnya keberuntungan itu. Sampai detik ini pun saya masih mencari tahu. Semua pencarian itu saya tulis di facebook dan di alinco4you(dot)blogspot(DOT)com. Blog yang awalnya, saya rencanakan untuk memuat semua tulisan tentang apa yang saya lakukan dan alami dalam membangun dan menjalani usaha di dunia konveksi dan fashion.
Selain blog alinco4you, saya pun sudah punya blog lain yang isinya gado-gado. Apapun saya tulis di situ. Ada yang saya sebar (publish) ada yang tidak dan mematung dalam draft.
Semua tulisan itu, saya tulis lewat gawai ini. Ya lewat Hp. Karena seringkali ide-ide itu datang saat saya tak di depan layar laptop atau saat saya tak pegang kertas dan pulpen. Karenanya, saya sangat bersyukur dan berterimakasih pada pencipta gawai ini dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.
Lewat HP ini pula, saya lebih sering melakukan pencarian tentang keberuntungan. Karena banyak perputakaan "online" yang bisa saya kunjungi. Di sana saya bisa baca buku-buku, hasil-hasil riset, dan sebagainya yang bisa saya jadikan referensi.
Tujuan akhirnya adalah mendapat jawaban dari pertanyaan saya sendiri tentang keberuntungan. Lalu aplikasinya terhadap kehidupan saya secara keseluruhan. Termasuk dampaknya terhadap usaha konveksi dan fashion yang tengah saya bangun dan jalani. Dan semuanya bermuara pada bagaimana saya menjalani sisa hidup dengan terus (merasa dan berpikir) beruntung.
Di awal-awal pencarian, saya menukan penelitian Richard J Wiseman yang dijadikan buku tentang keberuntungan dan bagaimana menjadi orang yang beruntung. Kemudian saya pun mencari tahu tentang pandangan ajaran agama yang saya yakini. Dan ternyata, semakin ke sini saya seperti masuk ke labirin tak bertepi. Akhirnya, saya memutuskan untuk membatasi pencarian saya di ayat-ayat suci yang mengajarkan dan mengabarkan tentang keberuntungan.
Pencarian ini perlahan menyadarkan saya, bahwa ini pun bentuk keberuntungan yang saya ambil dari Tuhan yang selalu menyediakan banyak keberuntungan untuk semua makhluk-Nya.
Allahu a'lam bisshowab
Sawangan Baru, 25122021
Komentar
Posting Komentar