Orang yang Mendapat Keberuntungan (Al-Falah) dan Pewaris Nabi

Sepuluh ayat pertama surat Al-Mu'minun adalah akhlak yang dicontohkan Rosul. Sebab Aisyah pernah ditanya oleh sahabat tentang bagaimana akhlak Rosul. Aisyah pun tegas menjawab bahwa akhlak Rosul adalah Al-Quran. Kemudian Aisyah membaca surat Al-Mu'minun ayat pertama sampai sepuluh. 

Bisa dibilang, siapapun yang bisa mengerjakan hal-hal yang dijelaskan pada sepuluh ayat pertama surat Al-Mu'minun ini adalah pewaris nabi. Ini ditegaskan pada ayat ke sepuluh: الئك هم الوارثون yang menjadi penutup sepuluh ayat yang merupakan kesatuan ini. 

Pewaris nabi yang paling familiar adalah ulama. العلماء ورثة الأنبياء. Jika melihat surat Al-Mu'minun ayat ke sepuluh ini, maka pewaris nabi tidak hanya ulama. Tapi, orang-orang yang bisa meniru akhlak nabi. Setidaknya mencontoh sikap dan perilaku yang tertera pada Al-Mu'minun ayat pertama sampai sepuluh. 

Ketika bisa menyontoh akhlak (sikap dan perilaku) nabi di sepuluh ayat tersebut, maka siapapun akan menjadi orang yang beruntung. Tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Sebab Allah sudah menjanjikan surga Firdaus. Ini seperti bunyi ayat
 الذين يرثون الفردوس هم فيها خالدون

Dalam hadits riwayat Ahmad dan Turmudji yang menerangkan tentang asbab Nuzul ayat pertama sampai sepuluh surat Al-Mu'minun pun menegaskan bahwa Rosul bersabda: "telah turun kepadaku 10 ayat, barang siapa melaksanakan kandungan (maknanya) masuklah dia ke surga; ujar nabi seraya membacakan 10 ayat pertama dari surat Al-Mu'minun yang baru saja diterimanya.

Pada hadits lain, yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim pada kitab Shohih Bukhori dinyatakan bahwa Rosul bersabda: "Jika kalian meminta surga kepada Allah, maka Mintalah surga firdaus. Karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling tengah-tengah dan paling tinggi. Diperlihatkan kepadaku di atasnya terdapat Arsy Robb Yang Maha Pemurah."

Meminta kepada Allah sesuatu yang paling tinggi seperti salah satu sifat yang dianjurkan dalam Islam, yaitu 'uluwwu al-himmah. Maksudnya, saat memiliki cita-cita, impian, dan harapan, sekalian yang paling tinggi. Ini sah-sah saja. Tentu saja harapan, keinginan, dan permintaan itu hanya diarahkan kepada Allah. 

Surga firdaus bentuk keberuntungan yang bisa didapat di akhirat, lantas di dunia bagaimana? 

Untuk urusan dan dinamika kehidupan dunia tentu saja akan banyak "nyantol" dengan sesama makhluk (manusia dengan manusia, dengan alam, hewan, tumbuhan, hingga manusia dengan dirinya sendiri). Nah, bisa dibilang sepuluh ayat pertama surat Al-Mu'minun adalah panduan dan pegangan dalam bermuamalah tersebut. 

Panduan tersebut berupa sikap-sikap dan perilaku yang jika dilakukan akan membuat keberuntungan semakin dekat dan lekat pada seseorang. Dan orang-orang beruntung tersebut, bisa dibilang adalah pewaris nabi. 

Allahu a'lam bisshowab


Sawangan Baru, 31122021




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara "ro-a", "nazhoro", dan "bashoro" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-5)

Syukur (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ar-Rum ayat 38. bag-2)

"Adh'aful Iman" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-8)