Keberuntungan (al-falaah) dalam Al-Quran

Beruntung atau keberuntungan, bahasa arabnya adalah "aflaha". Akar katanya "fa-lam-ha". Punya dua makna: pertama, "Syaqq" yang artinya membelah atau membajak tanah. Kedua, "fawzun wa baqoun" yang berarti beruntung dan kekal.  

Kata "aflaha" dalam Al-Quran bisa didapati dalam 40 ayat. Tersebar ke 24 surat. 

Semuanya terbagi lagi ke dalam tiga rupa. Yakni, fi'il madhi, fi'il mudhori', dan isim.

Fi'il madhi, bahasa David Beckam-nya past tense. Alias pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan.  Adanya di masa lalu. Tak usah jauh-jauh, segala pekerjaan yang satu detik tadi selesai dikerjakan dan sekarang tidak sedang dikerjakan masuk dalam kategori fi'il madhi. 

Contohnya: saya membeli pakaian tadi jam 7 pagi. sekarang jam tujuh lewat dua menit saya sedang biang hajat. Nah, "beli pakaian" itu masuk dalam fi'il madhi. 

Kata beruntung berwajah fi'il madhi dalam Al-Quran dinyatakan dalam rupa "aflaha". Ini terulang sebanyak empat kali. Menyebar dalam empat surat; yaitu di surat Thoha ayat 64, Al-mu'minuun ayat 1, Al-'ala ayat 14, dan Al-Syams ayat 9. 

Pada ayat-ayat tersebut, kata aflaha selalu bergandengan dengan kata "qod". Layaknya suami-istri menjadi "qod aflaha". 

Nah, kata Antoine Dahdah dalam buku Mu'jam Qowa'id Al-'Arobiyah, A dictionary vof Arabic Grammar, kalau fi'il madhi bergandengan dengan kata qod, maka ini bermakna penguatan dan penegasan. Sebab "qod" adalah "harfu tahqiq" alias kata-kata yang menyiratkan kesungguhan. 

Rupa kedua, adalah fi'il mudhori'. Wajahnya ada yang berbentuk yuflihu. Yuflihuun, tuflihuu, dan tuflihuun. 

Kalau fi'il madhi adalah past tense, kalau fi'il mudhori', bahasa Bill gate-nya present tense. Sesuatu dari tadi dikerjakan, saat ini masih dan sedang dikerjakan. 

Kata beruntung dalam rupa fi'il mudhori' berwajah "yuflihu" pada Al-Quran terulang sembilan kali dan tersebar dalam enam surat. Yaitu: Al-An'am ayat 135, Yunus ayat 17 dan 77, Yusuf ayat 23, Thoha ayat 69, Al-mu'minuun ayat 117, dan Al-Qasas ayat 37 dan 82. 

Semua kata beruntung tersebut nempel dengan kata "laa" yang artinya tidak. Termasuk yang berwajah "yuflihuun" yang terukang dua kali pada surat Yunus ayat 2 dan An-Nahl ayat 16. 

Kemudian ada yang berwajah "tuflihuu". Ini bergandengan dengan kata "lan" yang berarti tidak akan pernah. Kata "lan" lebih nonjok daripada kata "laa". Untungnya, ini hanya tertera satu kali di surat Al-Kahfi ayat 20.

Kemudian ada lagi yang wajahnya "tuflihuun". Kalau yang ini, bergandengannya dengan kata "la'alla", yang mengandung harapan yang memungkinkan bagi seseorang yang menjalani usaha atau sedang berupaya. 

Pasangan ini tertera 11 kali, yaitu di surat Al-Baqoroh ayat 188, Ali Imron ayat 130 dan 200, Al-Maidah ayat 35, 90, dan 100, Al-'Arof ayat 69, Al-Anfal ayat 45, Al-Hajj ayat 77,  An-Nur ayat 31, dan Al-Jumuah ayat 10. 

Itu yang berupa fi'il mudhori'. keberuntungan selanjutnya adalah yang berbentuk "isim".

Wajah keberuntungan dalam bentuk "Isim" ini ada dua, yaitu "muflihuun" dan "muflihiin". Keduanya sama-sama berarti orang-orang yang beruntung. Ini orangnya. Subjeknya. 

Orang-orang yang beruntung dalam bentuk "muflihuun" tertera 12 kali, yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 5, Ali-Imron ayat 104, Al-'Arof ayat 8 dan 157, At-Taubah ayat 88, Al-mu'minuun ayat 102, An-Nur ayat 51, Al-Rum ayat 38, Luqman ayat 5, Al-Mujadalah ayat 22, Al-Hasr ayat 9, dan at-Taghobun ayat 16. 

Sementara yang bentuknya "muflihiin" hanya tertera satu kali, yaitu di surat Al-Qosos ayat 67. 

Rupa orang-orang beruntung dalam bentuk Isim ini semuanya diawal dengan kata "la'alla". 

Endilalah, menjelang siang ini, Ketiga rupa "aflaha" dalam Al-Quran malah membawa saya pada kain. Ya kain.

Sebab, semuanya itu layaknya kain. Di tempat ini ia berbentuk gamis dan Koko, di situasi itu ia berbentuk daster dan kolor, di keadaan ini berbentuk tunik, di situasi itu ia berbentuk jilbab.  

Awalnya lembaran kain. Tapi kemudian bisa menjadi aneka rupa pakaian. Dan dipakainya pun seringkali di tempat dan suasana yang berbeda. Termasuk pada situasi dan kondisi yang berbeda pula.

Bisa dibilang, kata "aflaha" yang berada di 40 ayat dan tersebar di 24 surat pada Al-Quran, sepertinya punya "pesan" yang berbeda-beda pula.

Allahu a'lam bisshowab

Sawangan Baru, 20122021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara "ro-a", "nazhoro", dan "bashoro" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-5)

Syukur (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ar-Rum ayat 38. bag-2)

"Adh'aful Iman" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-8)