Keberuntungan (al-falaah) dan Akhlak dari Orang yang Memelihara Sholat (Harapan Baik)

Ayat ke-sembilan surat Al-Mu'minun kembali menegaskan tentang sholat yang bisa menjadikan seseorang (mukmin) beruntung. Yakni mereka yang bisa menjaga dan memelihara sholatnya. 

والذين هم على صلواتهم يحافظون 

Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan yang dimaksud menjaga dan memelihara sholat adalah mengerjakannya secara rutin dan tepat pada waktunya. Kemudian Ibnu Mas'ud menambahkan pengertiannya dengan mengatakan memelihara waktu-waktu sholat. 

Hal tersebut seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim yang menyatakan bahwa Abdullah Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada Rosulullah tentang amal perbuatan apa yang paling disukai Allah? Rosul pun menjawab: sholat tepat pada waktunya. Ibnu Mas'ud bertanya apa lagi? "Berbakti kepada kedua orang tua," jawab Rosul. Ibnu Mas'ud tanya apa lagi. Rosulpun menjawab: jihad di jalan Allah.

Penjelasan surat Al-Mu'minun pada ayat kedua dan ke-sembilan sama-sama tentang sholat. Bedanya, pada ayat kedua lebih menekankan tentang khusyuk dalam sholat. Khusyuk yang bisa diartikan dengan keadaan tenang lahir batin. Sementara dibayat ke-sembilan lebih menekankan tentang menjaga sholat. Mulai sholat yang wajib, Sunnah, rukun-rukunnya, syarat sahnya, hingga waktu-waktunya. 

Ini seperti dalam tafsir Al-Misbah yang menerangkan bahwa ayat ke-sembilan ini berarti (orang-orang beriman yang beruntung -penulis) adalah mereka yang selalu melaksanakan solat dengan khusyuk, tepat pada waktunya, lengkap dengan rukun-rukunnya, hingga benar-benar melaksanakannya sesuai dengan tujuan sholat, yaitu mencegah kejahatan dan kemunkaran. "Inna as-sholaata tanhaa 'ani al-fahsyaa wa al-munkar."

Jika kembali ke arti secara bahasa (etimologi) dari kata sholat yang berarti "ad-du'a" alias doa, berdoa yang lekat dengan harapan, tentu saja harapan yang baik, maka bisa dibilang orang-orang yang beruntung adalah mereka yang memelihara harapan baik dalam diri mereka. Sebab kata ahli psikologi, harapan yang baik akan mengantarkan seseorang pada pandangan positif dan sikap optimis. Ya, seseorang yang memiliki harapan (baik), pandangan positif dan optimis akan ikut membayanginya dalam melihat kehidupan. Dan ujungnya akan menjadi karakter. 

Nah, karakter orang-orang beruntung menurut Al-Mu'minun ayat 1-10 dimulai dari sholatnya: khusyuk dan memeliharanya dengan Istikomah. Tentu saja hanya orang beriman yang bisa melakukannya. Seperti hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya amal adalah sholat dan tiada yang dapat memelihara wudhu melainkan hanya orang mu'min. Inilah karakter yang mesti dibangun pada diri seseorang agar menjadi orang-orang yang beruntung.

Dalam teori psikologi diterangkan bahwa karakter itu menyangkut kepribadian. Umat Islam menyebut kepribadian dengan akhlak. Akhlak yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Seperti hadits riwayat Bukhori dan Muslim yang menyatakan bahwa Rosul pernah bilang sebaik-baiknya orang adalah yang paling baik akhlaknya. Pun dengan hadits riwayat Abu Daud dari Abu Huroiroh yang bilang bahwa Rosul menyatakan bahwa orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. 

Ini seperti hadits yang menceritakan beberapa sahabat bertanya kepada Aisyah (rodhiyallahu 'anha) tentang bagaimana akhlak Rasulullah. Aisyah pun menjawab akhlak Rosulullah adalah Al-Quran. Kemudian Aisyah membaca ayat 1-10 dari surat Al-Mu'minun. "Demikian akhlak Rosulullah," terang Aisyah.

Sebab-sebab turunnya surat Al-Mu'minun ayat satu sampai sepuluh kepada Rosulullah pun diceritakan beberapa sahabat terdiam saat mendengar suara seperti gemuruh kawanan lebah. Nabi terdiam lalu menghadap kiblat. Kemudian hadits riwayat Ahmad dan Turmidzi mengatakan bahwa Rosul bersabda: "telah turun kepadaku sepuluh ayat, barang siapa melaksanakan kandungan (maknanya) masuklah dia ke surga." Kemudian nabi membacakan 10 ayat pertama dari surat Al-Mu'minun yang baru saja diterima oleh beliau. 

Ini berarti, jika makna-makna yang terkandung pada surat Al-Mu'minun dari ayat satu sampai sepuluh bisa menjadi karakter seseorang, maka bisa dipastikan ia akan menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat. Sebab, sekali lagi, kata "Al-falah" menurut para ulama adalah keberuntungan (kemenangan) untuk dunia dan akhirat. 

Karakter-karakter Al-Mu'minun ayat 1-10 inilah yang mestinya terwujud dalam akhlak seseorang. Akhlak yang lahir dari pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Muaranya adalah keberuntungan baginya. Pondasi semua karakter atau akhlak itu adalah sholat. 

Allahu a'lam bisshowab

Sawangan Baru, 28122021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara "ro-a", "nazhoro", dan "bashoro" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-5)

Syukur (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ar-Rum ayat 38. bag-2)

"Adh'aful Iman" dalam Nahi Munkar (Kriteria Orang-Orang Beruntung pada Surat Ali Imron ayat 104. bag-8)